KOTA BATU – SMKN 1 Kota Batu mengukir sejarah pada ajang Lomba Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (LKS SMK) tingkat nasional XXVI.  Pada lomba bidang Fashion T

echnology, seorang siswi SMKN 1 Batu, Novika Senles Wati, meraih medali superior.

Lomba kompetensi tingkat SMK se-Indonesia ini diadakan di Lombok City Center, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Kompetisi dilaksanakan 06-12 Mei 2018.

Peserta lomba diambil dari hasil seleksi ketat dan panjang. Mulai tingkat kota/kabupaten hingga seleksi perwakilan dari masing-masing provinsi. Mereka berjibaku dan diuji untuk menjadi yang terbaik di hadapan para juri.

“Peserta kurang lebih 4.000 siswa pada 51 bidang lomba yang dikompetisikan. Atas nama Novika Senles Wati, salah satu siswi SMKN 1 Kota Batu, dapat medali superior karena nilainya di atas rata-rata. Sungguh membanggakan bercampur haru,” unkap Joko Santoso, Kepala SMKN 1 Kota Batu kepada BatuTIMES.

Lomba ini menguji peserta membuat baju (dress making) dalam tempo singkat. Dengan waktu yang terbatas, siswa harus mampu menyelesaikan pakaian dengan model yang ditetapkan.

Penilaian juga dititikberatkan pada detail tiap jahitan. Intinya, siswa ditantang untuk membuat baju yang rapi, nyaman dipakai dan modis.

Pada modul pertama, peserta lomba harus melakukan draping: membuat pola di dressform yang dibalut pada boneka manekin sesuai model yang diundi.

Kemudian, disepakati model yang hendak ditampilkan. Peserta diberi kelonggaran untuk berkonsultasi dengan pembimbing selama durasi 5 menit.

Pada modul kedua, peserta yang telah memilih keputusan pola model tadi, harus mendesain dress agar menjadi 3 model. Ini diberi batas waktu satu jam. Model ini tampak seperti pakaian sudah jadi. Harus sudah bisa ditampilkan secara elegan dari semua sudut.

Sedangkan pada modul ketiga, peserta lomba membuat pola berdasarkan undian dalam waktu 1,5 jam. Busana yang dibuat harus ada saku, kerah berdiri, dan garis empire ploi, serta baju dibuat gaya asimetris.

”Melihat durasi yang mepet, peserta dituntut maksimal. Misalnya kain khusus dari Singapura disemat pakai jarum, ya nyata, di depan para juri dan para penonton,” urai kepala sekolah kelahiran Madiun ini.